4 Matching Annotations
  1. Mar 2021
    1. They pocket the payment, an average of $178, an amount close to the basic salary

      jadi jurnal-jurnal LN (luar negeri/luar Indonesia) tersebut menargetkan para peneliti yang ingin naik jabatan (dan pendapatan) dengan menyediakan layanan penerbitan makalah secara cepat, sehingga cepat terbit dengan imbalan biaya rata-rata USD 178.

      Average APC price by publisher ranges from 246 to 2,851 USD. sustaining the knowledge commons

      sekarang mari kita bayangkan. dengan harga rata-rata APC antara 246-2851 USD (yang umumnya diterbitkan oleh penerbit LN yang telah berpengalaman), apa yang didapatkan dengan kemampuan bayar apc rata-rata 178 usd? mestinya tidak sama levelnya dengan jurnal-jurnal dengan kisaran APC rata-rata sesuai data kutipan di atas.

    2. career progressions, and therefore salary increase

      promosi pangkat (career progression) di Indonesia memang ditentukan salah satunya tapi kemudian berkembang menjadi satu-satunya oleh artikel yang terbit di jurnal yang masuk indeks scopus. dan karena pangkat naik, maka otomatis remunerasinya akan ikut naik.

      plus saat ini berbagai perguruan tinggi (termasuk dikti) sedang marak memberikan insentif bagi para dosennya yang berhasil menerbitkan makalah di jurnal kategori kuartil Q1 Scimago, contoh: ITB, Dikti, UII, ITS, UMPO.

    3. dubious journals

      dalam artikel tersebut yang dievaluasi dan hasilnya adalah dubious jurnal adalah jurnal yang telah masuk ke daftar scopus. jadi kalimat tersebut bukan berarti bahwa Indonesia adalah negara yang paling banyak menerbitkan jurnal nasional (terbitan Indonesia) yang meragukan (*dubious*). Namun demikian percakapan tentang predatory/dubious journal ini terus berkembang. Yang paling baru terbit adalah artikel ini dari Juneman Abraham (Binus),

    4. Vit Machacek and Martin Srholec