20 Matching Annotations
  1. Jul 2021
    1. Berdasarkan temuan di lapangan, di sentra keramik Sitiwinangun terdapat tujuh bentuk patung mitos yaitu Paksinagaliman, Singabarong, Macan Ali, Burok, Jatayu, Garuda Mungkur, dan Gajah Mungkur, yang sangat terkenal dan sudah menjadi ikon budaya Cirebon. Patung binatang mitologi Paksinagaliman merupakan hasil olahan bentuk yang berasal dari kereta kerajaan Cirebon. Patung-patung mitos tersebut yang pada masa lalu berfungsi sebagai simbol dari kosmologi masyarakat Cirebon sekarang sudah mengalami pergeseran hanya sebagi benda hias, dengan kualitas teknis dan estetis yang perlu ditingkatkan kualitasnya agar dapat menarik minat pengunjung atau konsumen.

      Patung simbolik Sitiwinangun

    2. Selain momolo, padasan, dan patung mitos, ciri khas lain yang dimiliki oleh keramik Sitiwinangun yaitu motif atau ragam hias. Megamendung merupakan motif/ragam hias yang sangat terkenal dan telah menjadi salah satu ikon budaya Cirebon. Motif/ragam hias ini merupakan hasil akulturasi budaya Cirebon dengan Cina yang melambangkan dunia atas dan kesuburan. Selain Megamendungdi Cirebon juga berkembang motif Wadasan(berasal dari kata Wadas yang artinya batu karang) sebagai perlambangan dunia bawah dan keteguhan masyarakat Cirebon

      Ragam hias pada keramik Sitiwinangun

    3. patung Macan Ali sebagai perlambangan kekuatan masyarakat Cirebon yang terinspirasi dari keperkasaan dan kepahlawanan Sayidina Ali serta kalimat tauhid dalam Islam yang tertulis dan membentuk macan dalam bendera kesultanan Cirebon.

      Patung simbolik Sitiwinangun

    4. Selain produk keramik fungsi dan religi, ada juga beberapa patung keramik tradisional yang ditemukan di sentra kerajinan keramik Sitiwinangun dalam wujud Paksinagaliman, Macan Ali, Singabarong, Burok, Jatayu, Garuda Mungkur dan Gajah Mungkur yang apabila dilihat dari segi bentuk, gaya dan teknik secara umum dapat dikategorikan bergaya klasik dengan bentuk sebagai perwujudan dari ular Naga, burung Garuda, Gajah dan Macan (Gambar 12-14) dalam ukuran yang cukup besar (panjang dan lebar diatas 50 cm, berat lebih dari 10 kg). Patung-patung keramik ini merupakan budaya tradisi khas Sitiwinangun yang juga tidak ditemukan pada sentra kerajinan keramik lainnya di Indonesia. Pada awalnya patung keramik tersebut dibuat untuk tujuan simbolik sebagai pernyataan kekuatan dan penyatuan unsur-unsur kekuasaan dalam bentuk perupaan (Laili, 2007, hlm. 46)

      Keramik patung Sitiwinangun

    5. Selain memolo dan padasan ada juga beberapa produk pakai/fungsi yang sering digunakan dalam upacara ritual agama dan tradisi atau kepercayaan yang berkembang dalam masyarakat setempat seperti buyung, paso, kepingan keramik, cuwo dan kendi untuk upacara tujuh bulan kehamilan. Selain itu, pendil juga sering digunakan dalam upacara kelahiran sebagai tempat untuk menyimpan ari-ari bayi yang baru lahir. Buyung dan gentong selain fungsi pakai utamanya, juga sering digunakan sebagai wadah untuk menyimpan uang dari tamu undangan dalam upacara khitanan. Sementara dalam upacara pernikahan, selain kendi, hampir semua jenis keramik fungsional digunakan dalam upacara pernikahan selain juga sebagai bagian dari barang seserahan dari pihak mempelai pria. Selain dalam upacara kelahiran dan pernikahan, dalam upacara kematian pun kendi sering digunakan sebagai alat untuk menyiram air disamping padupaan untuk

      Produk Sitiwinangun sebagai keramik tradisi

    6. Produk kerajinan keramik Sitiwinangun untuk kepentingan religi dan keagamaan antara lain memolo dan padasan (Gambar 10-11). Memolo atau mastaka artinya pucuk atau mahkota berfungsi sebagai penutup ujung atap pada bangunan masjid sebagai tempat peribadatan pemeluk agama Islam (Yana, 2017, hlm. 236). Adapun padasan adalah gentong yang memiliki lubang pada bagian bawahnya yang difungsikan sebagai tempat keluarnya air untuk berwudlu. Kedua jenis produk ini biasanya dibuat dengan bentuk yang memiliki kompleksitas tinggi serta dilengkapi dengan ornamen yang sangat rumit dan dinamis sehingga memerlukan tingkat keterampilan yang sangat tinggi dari pembuatnya. Memolodan padasan merupakan produk yang menjadi ciri khas sentra kerajinan keramik Sitiwinangun karena tidak ditemukan di sentra keramik lainnya di Indonesia. (Yana, 2019, hlm. 21)

      Produk keramik Sitiwinangun untuk kepentingan tradisi

    7. Selain keramik yang digunakan sebagai alat dapur, termasuk juga didalam kelompok ini yaitu celengan sebagai tempat untuk menyimpan uang. Jenis keramik ini umumnya berbentuk sederhana, lebih mengutamakan fungsi, tidak menggunakan hiasan atau dekorasi dan teksturnya cenderung kasar dengan finishing yang tidak begitu detail. Namun ada juga beberapa produk keramik pakai yang menggunakan ragam hias mega mendung, sulur, wadasan, dan lain-lain sebagai dekorasinya.
    8. Keramik pakai/fungsional adalah keramik yang memiliki nilai guna/pakai untuk kebutuhan sehari-hari. Jenis produknya berupa pendil, paso, kuali, gosang, dan lain-
    9. Berdasarkan fungsinya produk kerajinan keramik Sitiwinangun dapat dikelompokan kedalam empat kelompok yakni: keramik pakai/fungsional, keramik ritual keagamaan, keramik simbolis, dan estetis (hias).

      Kategori keramik SItiwinangun

    10. pepatah pendiri Desa Sitiwinangun Ki Bagus Pranata yaitu sing kali oli wedi, sing sawah oli lemah, sing tegal oli sungkrah. Artinya dari sungai dapat pasir sebagai campuran untuk bahan keramik, dari sawah mendapat tanah (liat), dari ladang mendapat sampah, daun-daun kering sebagai bahan bakar (Fimahatmadja, 2005, hlm. 37).

      Pepatah Ki Bagus Pranata

    11. Kata tradisi berasal dari bahasa Latin tradere yang berarti menyerahkan, memberikan, meninggalkan. Tradisi tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat dan terungkap melalui bahasa, perilaku, dan adat istiadatnya. Melalui proses pewarisan dan pendidikan, tradisi diteruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Tradisi yang telah berlangsung lama disebut dengan tradisi kultural atau budaya tradisi. Tradisi merupakan kumpulan warisan mengenai apa dan bagaimana seni itu berdasarkan pemahaman masyarakatnya (Sumardjo, 2000, hlm. 88).

      Definisi tradisi menurut Jacob Sumardjo

    12. Metode morfologi estetis (Munro, 1970, hlm. 6) merupakan metode untuk memahami bentuk dan gaya serta perubahan teknik antar bagian dalam karya seni.

      Metode morfologi estetis

    13. Budaya dalam pengertian umum biasa diartikan sebagai akal atau budi. Para pakar antropologi budaya Indonesia umumnya sependapat bahwa kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi yang berarti budiatau akal (Maran, 2000, hlm. 24). Dapat juga ditafsirkan bahwa budaya merupakan perkembangan dari kata majemuk budi-daya yang berarti daya dari akal, yaitu berupa cipta, karsa, dan rasa. Dengan demikian kebudayaan diartikan sebagai hasil dari cipta, karsa, dan rasa. Jadi tiap perbuatan manusia baik yang berupa ide, tingkah laku, maupun karya membentuk suatu kebudayaan.

      Definisi budaya

    14. Ada sebuah ritual tradisi yang berkaitan dengan kepandaian membuat keramik, yakni apabila seseorang ingin memiliki kepandaian membuat keramik, maka ia harus berjalan mengelilingi pagar makam seorang punggawa Ki Bagus Pranata yang bernama Ki Jaya Baya dengan menahan nafas sebanyak 3 keliling, sambil menyangga batu yang tersebar di sekitar makam. Apabila ia mampu membawa batu ukuran besar sambil berkeliling, maka ia akan memiliki kepandaian membuat barang-barang yang berukuran besar seperti: gentong, gosang, paso, dan lain-lain. Namun, apabila ia hanya mampu membawa batu ukuran kecil, maka ia hanya akan memiliki kepandaian membuat keramik ukuran kecil seperi pendil, kendi, cobek, dan lain-lain. Sebagai penghormatan masyarakat Desa Sitiwinangun kepada Buyut Kebagusan, lokasi pemakam tokoh tersebut kini dijadikan situs Mesjid Keramat Kebagusan yang di dalamnya terdapat benda kuno sebagai pusaka berupa masjid kuno, Al-Qur’an, dan benda keramik yang sudah berusia ratusan tahun. (Dinartisti, 2013, hlm. 137).

      Tradisi pengrajin Sitiwinangun

    15. Tradisi pembuatan kerajinan keramik di Desa Sitiwinangun telah memiliki sejarah yang cukup panjang sejak masa prasejarah hingga saat ini. Nama Sitiwinangun memiliki arti: tanah yang dibangun atau dibentuk (Siti= tanah, Winangun = bentuk). Kepandaian membuat kerajinan keramik masyarakat Desa Sitiwinangun diperoleh dari pendiri Desa Sitiwinangun yang bernama Ki Bagus Pranata atau sering disebut sebagai Buyut Kebagusan

      Sejarah Sitiwingangun

    16. Kabupaten Cirebon merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Barat yang memiliki luas wilayah 990,4 km persegi dan terdiri dari 40 Kecamatan (Dirjen IKM, 2014, hlm. 53). Desa Sitiwinangun merupakan sentra kerajinan keramik terbesar di Kabupaten Cirebon yang terletak di Kecamatan Jamblang, sekitar 15 km ke arah barat Kotamadya Cirebon. Luas wilayah desanya hanya sekitar 65.432 hektar. Desa ini terbagi menjadi 5 blok yaitu: Kebagusan, Caplek Kidul, Caplek Lor, Lebak, dan Sentul dengan jumlah penduduk saat ini sekitar 5.121 jiwa (Profil Desa sitiwinangun, 2016, hlm. 4)

      Profil Sitiwinangun

    17. Sedangkan perkembangan keramik secara konseptual diinisiasi oleh beberapa perguruan tinggi seni di Indonesia yang membuka studio keramik seperti Departemen Seni Murni Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1963, Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) di Yogyakarta pada tahun 1970, dan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) pada tahun 1977.

      Pengembangan keramik konseptual berawal dari berdirinya beberapa program pendidikan tinggi di bidang keramik

    18. Hadirnya produk keramik yang lebih modern di Indonesia dilatarbelakangi oleh pendirian Laboratorium Keramik di Bandung pada tahun 1922

      Sejarah berdirinya Balai Besar Keramik

    1. Innovation is classically defined as introducing into the market newinventions or significantly improved products (Maclaurin, 1953), orfinding new and better ways to introduce products into the market(OECD, 2015). However, recently, innovation is defined as a designprocess that requires conceptual and knowledge expansions, and thatresults in the revision of an object's identity (Le Masson, Hatchuel, &Weil, 2006)
    1. I learned about this tool from Nat Eliason's course. I use it primarily for Kindle notes transfer. I also used the manual features when carting over my truckload of notes from my original Airtable database into Roam. Others find a ton of additional uses for this tool - I find myself using Hypothesis instead. I'm sure some of you could fully convert me.